This is an automated archive made by the Lemmit Bot.

The original was posted on /r/finansial by /u/TjulianER on 2023-09-03 21:20:02.


2021 Yap tahun yang tepat buat seorang anak ke 3 laki laki dari 4 bersaudara buat menentukan masa depannya. Punya hati dan cita cita yang sama dengan orang tua yang kepingen “menyekolahkan” anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, namun dibatasi oleh ekonomi yang tak kunjung membaik ditengah pandemi yang melanda.

Saudara tertua punya egonya sendiri,dan saudari yang lain telah menentukan jodohnya sendiri. Dikala adiknya mati matian belajar buat nentuin bisa lanjut kuliah dimana…

Kabar baik pun akhirnya sampai dan pada intinya bisa keterima di perguruan tinggi yang “anak” ini inginkan…

Yang jadi pertanyaan apakah semua jalan bisa mulus dan lurus seperti yang seseorang inginkan??? TENTU TIDAK!!!. Bahkan rumah sudah bolak balik didatangi pihak bank buat dilelang.

Dengan ekonomi orang tua yang tak kunjung membaik sianak akhirnya membuat keputusan yang akhirnya merubah ekonomi keluarganya.

Dengan keteguhan hati akhirnya dia mengubur cita cita buat bersekolah diperguruan yang dia inginkan. Dan memutuskan buat mencari pekerjaan.

Tidak begitu banyak “krikil” yang dilalui tapi tidak semulus apa yang diharapkan. Mencoba peruntungan dengan ijasah seadanya akhirnya terjawab doa dan keinginan untuk bisa menafkahi diri dan meringankan beban orang tua.

Apakah berenti disitu saja? Justru tidak!!!. Sianak akhirnya ditampar oleh realita bahwa hutang yang masih ditanggung oleh keluarga masih sangatlah besar. Apakah hanya itu? Belum selesai!!!. Sianak akhirnya menyadari ada EGO seorang anak tertua yang membebani orang tuanya untuk membiayai pernikahan sianak tertua dengan uang yang tidak sedikit. Uang sebanyak itu dari mana datangnya jika tidak pinjam ke bank.

Dengan perasaan yang bercampur aduk yang awalnya senang akhirnya bisa keterima kerja dan disatu sisi merasa sedih melihat beban yang dipikul orang tua.

Pada akhirnya tetap harus didewasakan oleh keadaan sedini mungkin, melihat orang tua yang “banting tulang” buat keberlangsungan hidup anaknya.

Di akhir 2021 Akhirnya dengan tanda tangan kontrak kerjalah. Disini titik balik beban yang dipikul orang tua akhirnya sedikit lebih ringan.

Bisa keterima kerja di Pabrik petro kimia ternama di Kalimantan Timur. Dengan gaji yang relative besar untuk lulusan fresh graduate SMA.

Siadik akhirnya bisa menjadi “penolong” buat ekonomi keluarganya, yang menjadi pertanyaan dimana peran sikakak tertua? Hanya bisa membantu sebisanya bahkan tidak memberikan apapun karena sudah memiliki tanggung jawab untuk menafkahi istrinya.

Waktu terus berlalu hutang yang dibebani anak tertua pada akhirnya adiknyalah yang harus membayar hingga akhir “perjuangannya” selesai di Juni 2023.

Selama hampir 2 tahun siadik bahkan tidak pernah sedikitpun bisa menabung. Begitu banyak biaya yang didapat hanya lewat begitu saja setelah jatuh tempo pembayaran hutang.

Dipertengahan tahun 2023 adalah hari “merdeka” seorang adik yang ingin menikmati hasil jerih payah keringat sendiri dengan sedikit membantu orang tua. Dengan gajinya sendiri.

Family finance terkadang masih menjadi hal tabu bagi segelintir orang. Dengan menutupinya keorang orang yang ada dilingkup keluarga pada akhirnya semua akan menjadi imbas bagi “kesalahan” pemikiran finansial. Mental miskin mungkin adalah kata kata yang cocok buat orang yang terlalu egois buat keinginan sesuatu tanpa memperdulikan finansial,keuangan dan pemikiran yang matang.

Dengan mempelajari cara ber"investasi" dan menerapkan pola pikir yang membatasi kebiasaan konsumtif serta berpikir instan dalam mencapai sesuatu dalam finansial hidup. aku rasa tidak akan ada lagi orang yang memiliki mental" miskin " seperti itu.